Senin, 24 Februari 2014

Surat untuk N

Hay N, apa kabar kamu di sana? Aku baik-baik saja di sini, aku harap kamu juga begitu di sana atau bahkan lebih baik dari terakhir kali kita bertukar kabar sebelum kamu hapus contact bbm ku.
Kamu tahu rasanya merindu tapi tidak tahu cara menunjukannya, N? aku sedang seperti itu sekarang.
Sudah lama aku gak nulis N, lama pula aku gak olahraga, gak maen basket, lama juga aku gak sembahyang, terakhir sembahyang jum’at, itupun 2 minggu yang lalu. Pemalas aku searang. Tambah gemuk aku N.

Oya N, tiga minggu ini Tuhan (dengan t besar) sedang memberi ujian buat keluarga besar aku, yang pertama ayah ku masuk rumah sakit untuk operasi. Operasia hernia memang, tapi tetap saja itu bikin kami sedikit sibuk, bersamaan dengan itu kakak mbah ku meninggal tepat dihari operasi ayah ku. Seminggu setelahnya giliran adiknya (mbah ku) yang harus mangkat menyusul kakaknya itu. Sakit kanker dia, sudah 5 bulan lebih dia sakit. Dan yang terakhir sepupuku masuk rumah sakit, DBD sakitnya. Ntah apa ini semua, barangkali Tuhan sedang membersihkan dosa keluarga kami, tapi aku sendiri lebih suka mengatakan bahwa Tuhan sedang menyuruh kami untuk mengingat perihal dosa-dosa yang pernah kami lakukan dulu.

N, apa kamu masih suka telat makan? Berubahlah, kurang baik itu untuk maag mu. Oya bagaimana sekolah mu? Masih suka bolas? Ahh aku yakin sudah tidak, tapi kalo memang masih ya gak maslah, karena bagi aku sekolah itu hak bukan kewajiban, lain dengan belajar. Tapi kalo kamu masih tetap ingin jadi dokter ya berangkat sekolah lah, itu jadi syarat wajib, karena setau aku tidak mudah jadi dokter, tanggung jawabnya besar, banyak pula biayanya, cukuplah itu untuk naik haji tiga kali.
N, apa kamu masih punya mbah? Apa kamu akrab dengan dia? Kalau masih, akrab-akrabi dia, rawat dia. Jangan seperti aku, aku tidak begitu akrab dengan mbah ku, setidaknya selama dia sakit sampai dia mangkat hanya beberapa kali aku bertemu dia, gak sempat aku merawat dia. Tapi aku masih bisa bersyukur N, setidaknya aku cucu satu-satunya yang meletakan jasad mbah ku di rumah terakhirnya. Ya rumah kita juga itu besok N.
Orang baik dia N, orang berprinsip pula dia, orang yang (menurut saya) benar-benar ingin bertingkah dan berfikir sebagai manusia, orang yang memilih menyalakan lilin dan tidak menyalahkan gelap. Orang yang sukses menunaikan tugasnya sebagai orang tua, dibesarkannya ketujuh anaknya, dibiayai sampai sarjana pula semua anaknya. Dibekalinya agama anak dan cucunya, diajari mengaji pula aku waktu kecil, diajaknya aku ke tokonya sewaktu hari minggu atau hari liburan sekolah. Diberinya sepeda waktu itu. Ahh orang baik lah dia, merasa kehilangan kami semua. Mudah-mudahan masuk surga lah ganjarannya. Amiin

Oya N, kamu masih suka baca kan? Bagus itu,  gak suka sekolah menurut ku masih ok, asal jangan sampai kita gak suka baca, bodoh orang yang gak suka baca, karena surat al-quran  yang pertama kali turun pun menuyuruh kita untuk membaca. Masih pula kamu bikin sajak N? maulah kapan-kapan aku dikirimi sajak mu. Tapi pilih lagi yang benar kata-katanya, kadang agak susah aku untuk paham.

Sudah dulu N, kapan-kapan kita sambung lagi. Oya,kalo sempat kamu balas lah surat ku ini, rindu aku sama kamu.

Ttd; didi faizal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar