Saat ini aku sedang merasa jatuh cinta sekaligus sakit hati, atau barangkali aku mulai jatuh cinta dengan sakit hati itu sendiri. Aku memang hanya orang asing, dan mungkin akan terus menjadi orang asing bagi mu, orang asing yang jatuh cinta dengan cara yang asing pula.
Aku jatuh cinta dengan ke-ketusan mu kepada ku. Aku jatuh cinta dengan keremeh-temehan sikap mu kepada ku. Aku jatuh cinta dengan segala kikuk saat kali pertama kita bertemu. Aku jatuh cinta dengan keramahan dan segala kesederhanaan mu kepada setiap. Aku jatuh cinta dengan segala kesombongan ku, kesombongan seorang asing yang tersesat di tempat yang asing. Aku jatuh cinta dengan segala ketidak pedulian mu kepada ku. Aku jatuh cinta dengan bagaimana cara mu mencintai dia. Aku jatuh cinta dengan segala ke-Sok-tahuan ku tentang kamu.
Aku jatuh cinta. Entah dirimu.
Jumat, 28 Februari 2014
Senin, 24 Februari 2014
Negri Akal-Akalan
Ini bukanlah negri asal-asalan
Yang didirikan dengan cara akal-akalan
Ini hanyalah negri dengan pemimpin yang nakal
Negri yang diurus tak menggunakan akal
Ini kisah tentang negri akal-akalan
Negri dengan sejuta persoalan
Negri yang tak berani berperang
Walau tiap pekan pulaunya hilang
Ini kisah tentang negri akal-akalan
Negri kaya yang teramat sial
Tempat berkuasa manusia abnormal
Yang melihat rakyat kelaparan tak jadi soal
Ini kisah tentang negri akal-akalan
Negri dengan begitu banyak pahlawan
Negri berjuta kisah perjuangan
Sayang tak pernah lagi melahirkan negarawan
Ini kisah tentang negri akal-akalan
Negri dengan wakil rakyat tak bermoral
Wakil rakyat dengan hati binal
Yang hidupnya tak jauh dari alat vital
Ini adalah negri akal-akalan
Yang saya cintai dengan tak masuk akal
Ini adalah negri akal-akalan
Yang pada setiap harapan dan cita-cita telah tertambat harga
Berlomba untuk jadi abdi negara
Agar kelak tua tak perlu sengit berebut harta
Sehingga dengan santun menunggu antrian kematian.
Yang didirikan dengan cara akal-akalan
Ini hanyalah negri dengan pemimpin yang nakal
Negri yang diurus tak menggunakan akal
Ini kisah tentang negri akal-akalan
Negri dengan sejuta persoalan
Negri yang tak berani berperang
Walau tiap pekan pulaunya hilang
Ini kisah tentang negri akal-akalan
Negri kaya yang teramat sial
Tempat berkuasa manusia abnormal
Yang melihat rakyat kelaparan tak jadi soal
Ini kisah tentang negri akal-akalan
Negri dengan begitu banyak pahlawan
Negri berjuta kisah perjuangan
Sayang tak pernah lagi melahirkan negarawan
Ini kisah tentang negri akal-akalan
Negri dengan wakil rakyat tak bermoral
Wakil rakyat dengan hati binal
Yang hidupnya tak jauh dari alat vital
Ini adalah negri akal-akalan
Yang saya cintai dengan tak masuk akal
Ini adalah negri akal-akalan
Yang pada setiap harapan dan cita-cita telah tertambat harga
Berlomba untuk jadi abdi negara
Agar kelak tua tak perlu sengit berebut harta
Sehingga dengan santun menunggu antrian kematian.
*bait terakhir disadur dari sebuah blog
Surat untuk N
Hay N, apa kabar kamu di sana? Aku baik-baik saja di sini,
aku harap kamu juga begitu di sana atau bahkan lebih baik dari terakhir kali
kita bertukar kabar sebelum kamu hapus contact bbm ku.
Kamu tahu rasanya merindu tapi tidak tahu cara
menunjukannya, N? aku sedang seperti itu sekarang.
Sudah lama aku gak nulis N, lama pula aku gak olahraga, gak
maen basket, lama juga aku gak sembahyang, terakhir sembahyang jum’at, itupun 2
minggu yang lalu. Pemalas aku searang. Tambah gemuk aku N.
Oya N, tiga minggu ini Tuhan (dengan t besar) sedang memberi ujian buat keluarga besar aku, yang pertama ayah ku masuk rumah sakit untuk
operasi. Operasia hernia memang, tapi tetap saja itu bikin kami sedikit sibuk,
bersamaan dengan itu kakak mbah ku meninggal tepat dihari operasi ayah ku.
Seminggu setelahnya giliran adiknya (mbah ku) yang harus mangkat menyusul
kakaknya itu. Sakit kanker dia, sudah 5 bulan lebih dia sakit. Dan yang
terakhir sepupuku masuk rumah sakit, DBD sakitnya. Ntah apa ini semua,
barangkali Tuhan sedang membersihkan dosa keluarga kami, tapi aku sendiri lebih
suka mengatakan bahwa Tuhan sedang menyuruh kami untuk mengingat perihal
dosa-dosa yang pernah kami lakukan dulu.
N, apa kamu masih suka telat makan? Berubahlah, kurang baik
itu untuk maag mu. Oya bagaimana sekolah mu? Masih suka bolas? Ahh aku yakin
sudah tidak, tapi kalo memang masih ya gak maslah, karena bagi aku sekolah itu
hak bukan kewajiban, lain dengan belajar. Tapi kalo kamu masih tetap ingin jadi
dokter ya berangkat sekolah lah, itu jadi syarat wajib, karena setau aku tidak
mudah jadi dokter, tanggung jawabnya besar, banyak pula biayanya, cukuplah itu
untuk naik haji tiga kali.
N, apa kamu masih punya mbah? Apa kamu akrab dengan dia?
Kalau masih, akrab-akrabi dia, rawat dia. Jangan seperti aku, aku tidak begitu
akrab dengan mbah ku, setidaknya selama dia sakit sampai dia mangkat hanya
beberapa kali aku bertemu dia, gak sempat aku merawat dia. Tapi aku masih bisa
bersyukur N, setidaknya aku cucu satu-satunya yang meletakan jasad mbah ku di
rumah terakhirnya. Ya rumah kita juga itu besok N.
Orang baik dia N, orang berprinsip pula dia, orang yang (menurut
saya) benar-benar ingin bertingkah dan berfikir sebagai manusia, orang yang
memilih menyalakan lilin dan tidak menyalahkan gelap. Orang yang sukses
menunaikan tugasnya sebagai orang tua, dibesarkannya ketujuh anaknya, dibiayai
sampai sarjana pula semua anaknya. Dibekalinya agama anak dan cucunya, diajari
mengaji pula aku waktu kecil, diajaknya aku ke tokonya sewaktu hari minggu atau
hari liburan sekolah. Diberinya sepeda waktu itu. Ahh orang baik lah dia,
merasa kehilangan kami semua. Mudah-mudahan masuk surga lah ganjarannya. Amiin
Oya N, kamu masih suka baca kan? Bagus itu, gak suka sekolah menurut ku masih ok, asal
jangan sampai kita gak suka baca, bodoh orang yang gak suka baca, karena surat
al-quran yang pertama kali turun pun
menuyuruh kita untuk membaca. Masih pula kamu bikin sajak N? maulah kapan-kapan
aku dikirimi sajak mu. Tapi pilih lagi yang benar kata-katanya, kadang agak
susah aku untuk paham.
Sudah dulu N, kapan-kapan kita sambung lagi. Oya,kalo sempat
kamu balas lah surat ku ini, rindu aku sama kamu.
Ttd; didi faizal
Minggu, 16 Februari 2014
11
13 Februari 2007
Gak kerasa 7 tahun sudah momen
itu kami lewati, peristiwa yang tidak mungkin kami lupakan.
Terlalu banyak momen yang kami
lewati dibulan februari kala itu, bukan perihal kasih saying yang biasa
dirayakan oleh sebagian muda-mudi dibulan februari,tapi malah mungkin lebih
dari itu. Kami bangun pagi, subuh lebih tepatnya, lari kami subuh-subuh buta
kala itu, dengan rute dan jarak yang sudah ditentukan oleh pelatih tentunya.
Setelahnya tetap bersekolah kami, belajar seperti biasa tanpa ada dispensasi
seperti ekskul yang lain, mengerjakan tugas atau mengikuti ulangan harian kalo
memang ada, bahkan ada juga diantara kami yang tetap mengikuti mata pelajaran
olahraga setelahnya. Sorenya, sepulang sekolah kami masih lanjut latihan,
biasanya latihan fisik sekaligus drill, sampai maghrib biasanya. Kompak benar
kami sepekan itu, malah terlihat seperti atlet professional saja kami.
Tidak ada kerja kerja keras yang berbuah sia-sia.
Ungkapan itu rasanya relevan
untuk kami, latihan tanpa “istirahat”, tugas dan ulangan harian yang dikerjakan
sekenanya, dibayar lunas dengan sebuah pencapaian yang memang menjadi target
kami kala itu, mempertahankan gelar kejuaraan bola basket antar sekolah
menengah sekabupaten, yang pada pagelaran sebelumnya berhasil dimenangi oleh
angkatan sebelum kami. Itu merupakan gelar yang sangat prestisius kala itu,
bahkan hingga sekarang. Indah sekali momen-momen itu, bahkan detil kejadian
dalam pertandingannya pun masih melekat dalam diri saya. Tapi itu tetaplah
masalalu, sebaik-baik masalalu hanya pantas untuk diingat bukan untuk
ditinggali.
Ya, saya tidak sedang ingin
menetap pada masalalu, rasanya saya hanya sedang mengingat, bahwa saya dulu
pernah mempunyai gairah, bahwa saya dulu pernah punya seribu alasan untuk tetap
berangkat latihan, bahwa saya dulu pernah menjadi seseorang yang berguna, atau
jika memang kata berguna itu terlalu berlebihan, setidaknya dulu saya pernah
melakukan sesuatu yang saya senangi dengan kerelaan dan pantang menyerah.
Lagi-lagi itu tetaplah masalalu dan hanya akan menjadi masalalu. Bahkan
mungkin, masalalu itu hanya tinggal saya saja yang masih mengingatnya.
Selamat tanggal 13 februari yang
ke 7 buat indpndnt generasi 2007.
*ditulis pada sebuah senja 13 februari 2013
Sabtu, 01 Februari 2014
Selamat Ulang Tahun; Fauzia Tria Andara Sari
“dengar dan ikutilah
suara yang bisa kau dengar dalam keadaan sangat bising sekalipun; suara hati
nurani mu”
Baiklah, ntah darimana saya harus memulai tulisan ini, bukan
perkara tidak ada hal yang bida ditulis dari hidup mu, bahkan karena terlalu
banyak mungkin. Atau begini, mungkin karena kita belum terlalu akrab walau
sudah lama kenal.
Hari ini hari ulang tahun mu yang ntah keberapa saya tidak
tahu, yang jelas dari selera musik mu yang pernah kamu rekomendasikan ke saya,
kamu jauh lebih dewasa disbanding anak-anak seusia mu yang begitu akrab dengan
music “kacangan” dan lirik yang begitu menye-menye, walaupun kadang kamu juga
bertingkah kelewat tolol disbanding mereka dengan suka menyiksa diri jika ada
masalah.
Kamu tau, (sekarang) kamu adalah salah satu sahabat kecil
dari sekian banyak (mantan) sahabat kecil saya, yang setelah kelulusan sma dan
merasa dirinya sudah tak lagi kecil kemudian lupa dengan saya, hahaha
sebenarnya itu tidak jadi masalah buat saya (bahkan jika nantinya kamu pun
demikian) toh kamu pasti faham dengan saya, saya bukan orang yang suka showoff,
saya bukan orang yang kelewat suka dengan popularitas abal-abal (walupun kadang
ingin). Saya justru lebih suka jadi orang yang diingat saat kalian susah,
bukan perkara saya ingin terlihat bagai santo, tapi memang saya orang yang suka
belajar dari “masalah” orang lain, karena bagi saya; kita tak mungkin punya
banyak waktu untuk belajar semuanya sendiri.
Maaf, sebagai penulis (doakan saja ) saya tidak bisa
memberikan sesuatu apa itu yang disebut mereka adalah kado ulang tahun selain
tulisan ini (yang ntah bermakna atau tidak buat kamu). Tapi tenang saja, saya
tetap berdoa agar kamu mendapatkan kado yang memang kamu inginkan dihari ulang
tahun mu ini.
Oya, dihari ulang tahun mu ini, saya hanya ingin kamu
berjanji kepada sahabat mu ini;
-
berjanji kamu tidak lagi menyiksa diri sendiri
selagi ada masalah, karena bagi orang yang berfikir, pasti ada sebuah manfaat
dari setiap masalah, dan saya yakin kamu adalah salah satu dari orang yang
berfikir itu.
-
Berjanji kamu akan berbuat yang terbaik dan
bertanggung jawab untuk semua cita-cita mu, tidak seperti sahabat mu ini yang
bahkan kuliah saja tak sanggup diselesaikan.
-
Berjanji kamu hanya akan menjadi dewasa tanpa
embel-embel kematangan, karena kamu tahu, matang itu sedepa jaraknya dengan
busuk.
-
Berjanji jika pada suatu titik kita berjumpa,
kamu sudah jadi orang hebat, orang yang
berguna, orang yang benar-benar menyelesaikan cita-citanya. Dan kita (aku dan
kamu) juga teman-teman yang lain akan berbincang dengan secangkir kopi hitam
pahit kesukaan kami. Berbincang tentang bagaimana remeh-temehnya masalah yang
membuat mu menyiksa diri atau tentang kenangan masa lalu kita yang walau tak
utuh tapi setidaknya bisa membuat kita menertawakannya.
Well, selamat ulang tahun sahabat kecil ku Fauzia Tria
Andara Sari.
*oya,langgeng-langgeng
lah dengan ery, karib ku juga dia, orang baik dia, walaupun kadang memang agak
galak dan susah bangun pagi. Dan belajarlah lagi membuat kopi, kopi hitam
kental agak pahit, kami suka itu.
ditulis waktu lagi ngopi pas hari ulang tahun mu.
Langganan:
Postingan (Atom)