Rabu, 11 Desember 2013

SABAR




N apa kamu pernah sakit hati? Apa kamu pernah bermimpi tapi mimpi mu belum terwujud? Apa kamu pernah berdoa  tapi kamu merasa Tuhan tak mendengar doa mu? Aku sedang seperti itu sekarang.

Yah, rasanya memang tak ada manusia yang tak pernah sakit hati, terlalu naïf  jika ada manusia yang dalam hidupnya tak pernah sakit hati, bahkan rasanya kakek moyang kita, Adam dan Hawa pun sakit hati ketika diusir dari surga oleh sang pemilik hidup, tapi apa mereka patah hati? Tentu tidak, bahkan mereka sangat sabar ketika harus saling mencari di bumi yang luas ini. So, bersabarlah! Segala waktu itu indah pada sesuatunya ketika kita bisa bersabar.

Mimpi? Bukankah hidup itu sendiri adalah mimpi, untuk apa manusia hidup jika bukan untuk meraih mimpi, sulit rasanya manusia hidup tanpa bermimpi. Jadi, bukankah lebih baik mati saja ketika semua mimpi dalam hidup sudah terwujud.

Bukankah satu dari 99 sifatnya adalah al-samii atau yang maha mendengar? Jadi tak ada alasan untuk-Nya tak bisa mendengar semua doa makhluknya, bahka tidak hanya doa, semua sumpah serapah mahluknya yang tak pandai bersukurpun pasti didengar-Nya. atau barangkali begini, Tuhan belum mengabulkan doa hanya karena Dia takut, (aku juga tidak begitu yakin Tuhan takut) jika doa sudah dikabulkan-Nya, aku tak mau lagi ingat dengan-Nya.

Kamis, 21 November 2013

Untuk N: Maha Cinta Rahwana



Kau tau N bagaimana perasaan ku hari itu, hari dimana pertama kali kita bertemu, jika kau lihat senja sore itu, ya begitulah perasaan ku, cerah namun tenang. Perasaan yang entah kapan terakhir kali aku merasakannya. Klise kedengarannya, tapi begitu adanya.
                                    
N, kau pernah dengar ungkapan bahwa cinta itu tak pernah salah? Lalu apa kau mempercayainya? Jika iya, berarti kita sama. Seperti yang pernah rahwana katakan, ah barangkali kau tak pernah kenal rahwan. Anak muda sekarang tak banyak yang suka wayang. Baiklah, sebenarnya aku juga tak begitu mengenal siapa itu rahwana, tapi sepengetahuan ku, ia raksasa bermuka sepuluh atau dasamuka lalu orang-orang lebih mengenal ia sebagai rahwana sang raksasa dari alengka.

Saat itu dia begitu mencintai dewi sinta, kau pasti taulah siapa itu dewi sinta, ya dia istri sang rama, maka diculik kemudian disekaplah sinta oleh rahwana. Dalam penyekapan, sebelum perang maha dahsyat antara raksasa alengka melawan pasukan rama itu pecah, rahwana berujar kepada tuhan, "Tuhan! jika cinta ini memang terlarang lalu kenapa kau bangun megah cinta ini".

Singkat cerita, perang telah usai dan rahwana pun tewas, dewi sinta kembali kepada sang rama. Namun rama begitu murka terhadap sinta ketika dia tahu sang dewi mengandung, rama mendakwa bahwa pada peristiwa penyekapan, sinta telah "bercampur" dengan rahwana. Sinta sedih dengan tuduhan rama, dia menjelaskan bahwa dia tidak pernah "bercampur" dengan rahwana, karena kenyataannya rahwana takut menyentuh sinta karena dia tahu jika rahwana berani menyentuhnya, sang dewi tidak segan untuk bunuh diri. Namun rama tetap saja menuntut sinta untuk membuktikan kesuciannya dengan ritual pati obong, sebuah ritual lompat kedalam api.

Ritual pun dilaksanakan dan sinta selamat, bukti bahwa sinta benar-benar menjaga kesuciannya. Namun rama masih tetap ragu, kemudian dia menyuruh adiknya lesmana untuk membawa sinta ke tengah hutan dan membunuhnya. Lesmana menyanggupi, lalu diajaknya sinta ke tengah hutan. Alih-alih membunuh sinta, dia malah mebuatkan rumah pohon untuk ditinggali kemudian diceritakannya perihal maksud rama kepada sinta, sinta menangis sejadi-jadinya namun berterimakasih atas kebanikan lesmana.


Beberapa waktu setelah dia ditinggal lesmana di tengah hutan, usia kandungan sudah sampai pada waktu melahirkan. Tanpa pertolongan, sinta berjuang melahirkan anaknya. Dalam rasa sakit yang hebat dia berusaha meraih apa saja untuk digenggam sambil dia mendorong anaknya keluar. Malang dia menarik ekor ular raksasa. Kaget dan panik, dua anak kembar sinta lahir, namun sinta sendiri tak selamat (begitu mulia perjuangan seorang ibu ya N).

Dalam keadaan keritis itu jiwa rahwana menerobos keluar dari dhurma (alam sesudah mati) untuk menjemput kedua anak kembar sinta dan menyerahkan dalam asuhan resi sakti. Dalam perjalanannya menuju kahyangan demi menemui sang resi, rahwana membentangkan dua anak kembar yang akhirnya diberi nama lava dan khusa kepada dunia. Dia bertutur "hai dunia!! sesungguhnya siapa yang bajingan? aku atau rama?".

Ya begitulah cinta N, tak ada yang benar-benar baik dan sepenuhnya salah dalam cinta.
Jika sekarang kau sedang merasa bersalah dan diam ya tak apa, barangkali kau memang benar-benar cinta dia atau kau hanya sedang ragu dengan cinta itu sendiri. 
Sedang aku, aku tentu berharap yang kedua.

*maaf N kalo tulisan ku jelek dan banyak ngutip. Namanya juga masih belajar.
Cerita dikutip dari pagelaran seni dalang edan Sujiwotedjo #MahaCintaRahwana

Selasa, 19 November 2013

Pada Sebuah Fragmen Dalam Hidup

Untuk N
N, kau tahu apa itu cinta? jika kau tau, bantu aku mendeskripsikan apa itu cinta, karena aku tak pernah bisa mendeskripsikannya.
Dulu seringkali orang berujar "tak kenal maka tak sayang" dan aku memercayainya saja, tapi sekarang ungkapan itu seakan terpatahkan, kau tau kenapa? ah seharusnya kau peka, tak perlu panjang lebar aku menjelaskannya.

sebelumnya aku tak pernah berperasa seperti apa yang sedang aku rasakan sekarang, apakah itu sesaat? ya tak tahulah aku, seperti yang pernah kau bilang, sebaik-baik jawaban adalah pada sebuah akhiran bukan pada sebuah awalan, karena bagimu awalan hanya sebuah cermin untuk masa yang akan datang.

Cinta, aku memang tak pernah bisa bahkan menyerah jika kau suruh aku menafsirkannya, tapi yang jelas aku yakin, bahwa tak ada satupun alasan untuknya, karena jika ada alasan sebesar biji zarah pun maka cinta itu gugur. Seperti alasan, cinta bagi ku juga tak mengenal kata berkorban, karena kau tau, seyogyanya kau tak akan pernah merasa berkorban untuk cinta mu. Jika cinta mu sudah tak beralasan namun kau sudah mulai merasa berkorban, cinta mu memang tak gugur tapi mungkin mulai luntur.

"ahh tahu apa kau tentang cinta, hai laki-laki tengik" barangkali itu gumaman mu jika kau baca tulisan ini. "bahkan aku lebih tau, jadi jangan sok menggurui aku" tambah mu.
Ya, barangkali memang aku berbeda dengan yang lain, yang menghamba pada pengetahuan, aku lebih yakin dengan ketidaktahuan ku, bahkan Tuhan adalah keyakinan ku terhadap ketidaktahuan ku itu sendiri, begitu juga cinta. Lagi pula apa asiknya jika hidup dengan serba tahu.

Kau pernah berujar "tak semua berakhir dengan senyuman". N, aku aku juga tak terlalu berharap pada akhirnya kita akan tersenyum bersama, tak apa jika nantinya aku hanya bisa melihat mu tersenyum diseberang sana, tapi aku yakin, kau sangat paham jika aku pun turut bahagia dengan semuanya.
dan pada akhirnya birkan aku berucap "Jika cinta adalah anak tangga menuju kebahagian, aku akan meletakkan cinta ku pada anak tangga yang pertama, bukan perkara aku merendahkannya, tapi aku hanya ingin menjadi penopang agar kau bahagia mencinta dia pada anak tangga teratas".