Untuk N.
Aku memang tidak pernah lelah untuk terus jatuh cinta kepada mu, tapi barangkali sekarang, aku hanya sedang menyerah untuk sekedar mengingatkan mu agar setidaknya kau tidak lupa dengan keberadaan ku.
Aku tidak pernah berharap balasan atas jatuh cinta ku kepadamu, satu-satunya harapan atas jatuh cinta ku kepada mu adalah aku ingin melihat mu bahagia. Kau tahu kenapa? Karena aku takut cinta ini akan hilang hanya karena kau tak membalasnya.
Aku hanya sedang belajar, belajar untuk terus menerus mencintai mu, belajar agar tak mengeluh karena telah mencintai mu, belajar agar setiap doa yang ku panjatkan adalah untuk diri mu, dan belajar untuk selalu mengingat mu pada setiap cangkir kopi hitam pahit kesukaan ku.
Aku tidak sedang menjelaskan apa-apa, karena memang tidak semua hal dalam hidup perlu dijelaskan. Seperti yang telah kita pahami, hidup adalah sebuah pentas yang kita sendiri tak bisa memilih lakonnya. Aku hanya jatuh cinta, lantas senja mempertemukan kita, kemudian pertemuan itu mengalir menjadi sebuah percakapan. Percakapan tak berguna yang barangkali kini kau sesali.
Kini aku hanya bisa menuliskan cinta dengan kata-kata yang barangkali sudah bosan dan muak untuk kau baca. Aku menulis tentang apa yang aku pahami sebagai cinta sejati; yaitu mencintai dengan diam-diam walaupun mungkin kau tak pernah peduli.